Senin, Maret 22, 2010

Merpati di Trafalgar Square



Disaat kehabisan bahan bacaan,aq jadi ingat bahwa gue punya buku ini, So, aq cari dideretan buku dilemari buku. Aq inget beli buku ini di bazar buku murah seharga 5rb ( klo g salah). Jangan lihat harganya, tapi keuntungannya dengan harga minim ud dapet bacaan yang bagus dan ilmu tentunya. Dan mulailah aq membaca.
Merpati di Trafalgar Square adalah kumpulan cerpen karya Weka Gunawan. Cerpen- cerpen ini terdiri dari 12 judul cerpen, diantaranya;

1. Merpati di Trafalgar Square
Trafalgar Square memang menyenangkan jadi tempat beristirahat. Dari sini terasa sekali kelapangan London. Jika senja mulai datang, suara koor penyanyi Gereja Saint Martin terdengar sayup- sayup, syahdu dan membuat suasana demikian tenang. Trafalgar Square adalah tempatku pertama kali bertemu dengan Szabolc. Mama tak merestui aku dan Szabolc, mama ingin aku menikah dengan Rizal, lelaki yang pernah menyakiti aku. Aku masih tak dapat memutuskan lelaki yang tepat dalam hidupku saat ini. Biarlah, waktu yang akan menjawabnya.

2. Pulanglah Galuh
“Pulanglah, Galuh. Datuk menantimu, Nini sudah amat rindu kepadamu…..
“Galuh, katakan apa yang merisaukannmu.Engkau tetap ading-ku, apapun yang terjadi. Dengar Galuh, kusayangi dirimu semata-mata karena aku demikian ingin melindungimu. Jika….,” suaranya berubah getir. “Jika telah kautemukan cinta di Surabaya, Galuh aku telah menyiapkan diri untuk menerima kenyataan itu. Aku tahu betapa orangtua kita tak memahami apa artinya sebuah kebersamaan, seandainya kita dulu memiliki waktu-waktu bersama, dimana engkau dapat lebih mengenal diriku…”

3. Jack of Catford
“ Forgive me, Sir, please. Saya terlalu bodoh dalam berpikir. Saya terlalu marah ketika itu saya kira anda yang harus bertanggungjawab atas kematian ibu saya.”
Jack mengangguk dan tampak ia tak mampu menahan air matanya. Ia menyusutnya dengan sapu tangannya. Dihati orang baik itu hanya ada rasa kasih dan maaf. Semua orang menjulukinya Jack of Catford kebalikan dari Jack the Ripper, pembunuh berdarah dingin.

4. Seorang Yusuf bagiku
“Saya ingin lelaki seperti Yusuf,”
“Tampan, pandai, dan kuat Iman. Percaya selalu akan kebesaran Allah,” kataku menjelaskan impianku.

5. La Promese*
“ Ingatkah kamu akan janjiku waktu kita bersama dulu?”
“Aku akan mencarimu kalau aku yakin bahwa engkau mencintaiku,” Pram mengatakan itu sambil matanya melebar dengan tawanya yang khas.(*la promesse ; janji, perjanjian)


6. Cerita antar Dua Generasi
Malam semakin larut, sementara mataku sudah terasa berat karena mengantuk. Belum pernah nenek berkisah panjang lebar seperti ini sebelumnya. Biasanya ia bersikap sedikit formal padaku, berbeda sekali dengan pada sepupu- sepupuku yang lain. Ia dapat terlihat santai diantara mereka. Juga kebiasaanya memberi hadiah- hadiah bagi mereka tidak diterapkannya padaku. Sekarang, ia hanya berdua Isna menempati rumah besar ini. Kesepiankah dia? Entahlah.


7. Lana Sabrina
Kini diusianya yang 18 tahun berbagai peristiwa telah kulalui bersamanya. Membesarkannya sebagai orangtua tunggal. Berusaha menjaga jiwanya senantiasa utuh dan bahagia meski tanpa seorang ayah. Mengajarinya untuk selalu bersyukur pada Tuhan akan segala hal yang menimpanya atau kami berdua. Memberinya contoh agar tak mudah menyerah ketika di suatu masa kehidupan seakan tidak bersahabat dengan kami.


8. Kopi Sore
Hiruk pikuknya Jakarta, selalu saja memaksa penghuninya mencari oase untuk menghilangkan penat karena berjibaku dengan waktu dan kesibukan yang tidak pernah terhenti….
Maka berjumpa dan sekedar berkelakar dengan teman atau kerabat disebuah café bisa jadi dianggap sesuatu yang sia- sia. Membuang waktu, uang dan tenaga hanya buat omong kosong! Paham bahwa bertemu sahabat adalah buang waktu tidak berlaku buat Tika, Atria, Tiurma dan Nina. Keempatnya adalah para produser TV ternama di Indonesia.


9. Bumi Merah
Lelaki itu merasa kehilangan. Ia melangkah di Kesenyapan malam. Tiba- tiba ia merasakan kedamaian dan kebahagiaan merambati relung- relung kalbunya. Hangat. Ia tahu bahwa kehidupan akan baik- baik saja. Bahwa kehidupan harus dihadapi. Tidak disesali. Perempuan itu telah memperlihatkan kepadanya arti keberanian menghadapi dan menikmati hidup!


10. Sunshine in Westminter City
Aku merasakan sesuatu yang teramat ajaib sekaligus indah. Aku tetap sulit memahami bagaimana Tuhan dengan kekuasaan- Nya dan ini mungkin adalah bukti cinta- Nya juga menyatukan dua hati yang berpuluh tahun berpisah.


11. Keblinger*
Ia sedang menengadah tertawa- tawa dan seekor burung gereja sambil terbang melintas, melepaskan kotorannya yang tepat masuk kedalam mulutnya. Ia memelototkan wajah… dan mukanya memerah. Kemudian menguning dan pucat pasi. Kotoran itu tidak bias dimuntahkan dan tertelan begitu saja!
(* keblinger : sesuatu keadaan yang keterlaluan atau tenggelam dalam sebuah nafsu serakah)


12. Mengenangmu Tiada Putus
“ Lelakimu meninggal dunia tiga jam lalu. Kecelakaan mobil saat menjalankan tugas di hutan Kalimantan…”
Aku tak mengerti harus bereaksi seperti apa. Aku tak mampu menangis. Hanya yang aku akan selalu sadari adalah aku akan terus mengenangmu tiada putus.
Moga kutipannya dapat membantu menyimpulkan isi ceritanya….

0 comment:

Posting Komentar

 

ekadewieka Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice